Surah al-Fatihah, Pembukaan Al-Qur'an Suci, merupakan doa yang paling singkat dan padat yang dapat kita baca. Dikatakan bahwa seluruh isi Al-Qur'an tercakup dalam surah pernbukaan ini. Dua dari ayat-ayatnya merupakan permohonan khusus akan petunjuk-Nya oleh hamba kepada Tuhan Yang Mahakuasa:
Tunjukilah kami jalan yang lurus jalan orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk
Tuhan Yang Maha Pengasih tidak hanya
membekali manusia dengan do'a yang paling baik, namun segera setelah Dia
mendengar permintaan yang tulus ini, Dia memberitahu
makhluk-makhluk-Nya mengenai cara untuk mencapai permintaannya - dengan
mewahyukan seluruh Qur'an sebagai petunjuk yang mutlak dan sempurna bagi
umat manusia.
Namun, dalam ayat-ayat pertama dari
surah kedua Al-Qur'an, Allah menetapkan satu-satunya kunci yang akan
membuka keberkahan kitab ini:
Alif Lam Mien. Inilah Kitab yang tiada
keraguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka
yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebagain rezeki yang telah kami anugerahakan kepada mereka. (QS 2:1-3)
Kata `shalat' dalam bahasa Arab
diterjemahkan sebagai doa atau sembahyang, dan juga permohonan ampun,
belas kasih, dan kasih sayang. Para sarjana Barat sayangnya telah salah
dalam mengemukakan konsep shalat yang benar dengan menerjemahkan kata
itu hanya sebagai `doa' atau `sembahyang'. Sebenarnya, praktik salat
sangat khusus dan merupakan ciri kehidupan religius yang sangat unik dan
pokok dalam Islam. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
diriwayatkan pernah berkata, "Yang membedakan antara orang yang beriman
kepada Allah dengan orang yang tidak beriman kepada-Nya adalah
pelaksanaan shalat."
Khwaja Gharib Nawaz r.a. menguraikan tentang pentingnya shalat dengan beberapa pernyataan berikut:
Tanpa mengerjakan shalat, tak ada yang
bisa mendekati Tuhan, karena shalat adalah klimaks dalam proses
pendekatan itu untuk orang saleh.
Shalat adalah tangga menuju kedekatan kepada Tuhan.
Shalat adalah amanah yang dimasukkan ke
dalam penjagaan manusia oleh Tuhan Yang Mahakuasa, suatu hubungan
rahasia yang berlangsung antara penyembah dengan Yang Disembah.
Musikus mistik India Hazrat Inayat Khan,
yang membawa beberapa pemikiran sufi ke Barat pada awal abad ini,
berkata, "Orang yang tak pernah mengerjakan [shalat] bagaimanapun tak
punya harapan untuk maju, karena setiap sikap badan mempunyai arti yang
sangat bagus dan efek tertentu. Jika ia tidak berhasil maju dalam hal
ini, maka tak ada harapan untuk masa depannya."
Shalat sekaligus merupakan praktik lahir
dan batin: serangkaian latihan jasmani, dan makanan ruhaniah yang
paling kaya. Dengan membicarakan tiap aspek ini secara agak detail, kita
dapat mengetahui mengapa kaum sufi dalam banyak hal berpikir lebih baik
mati daripada tidak shalat.
Praktik shalat dilaksanakan paling
sedikit pada lima interval waktu yang tetap selama sehari dan dapat
dikerjakan pada waktu-waktu lainnya sesuai dengan kemampuan si pelaku.
Waktu-waktu pelaksanaan ditetapkan menurut perjalanan matahari dan
planet-planet di langit.
Waktu-waktu ini adalah sebagai berikut:
Fajr: Dimulai kira-kira empat puluh lima menit sebelum matahari terbit dan merentang hingga terbitnya matahari.
Zuhur: Dimulai setelah matahari melewati titik tengah di angkasa dan baru memulai turun searah busur.
'Ashar: Dimulai ketika matahari telah
melintas membagi dua busur yang dibuat oleh matahari, titik tengah
antara bulan dan garis horison; atau ketika bayangan tubuh sama dengan
panjang dua tubuh.
Maghrib: Dimulai persis setelah matahari
tenggelam di bawah horison dan tidak ada sinar yang memantul dari awan
(yakni, tidak ada lagi awan kemerah-merahan).
'Isya': Dimulai ketika malam sudah turun
sepenuhnya, kira-kira satu jam dua puluh menit setelah waktu maghrib,
atau matahari tenggelam.
Dengan mengikuti waktu-waktu shalat ini,
kita benarbenar sudah biasa dengan gerakan-gerakan planet, pergantian
musim, dan perbedaan geografis. Kita menjadi berpadu dengan seluruh
siklus alamiah, dari alam semesta.
Ada tiga aspek shalat : pikiran,
perkataan, dan tindakan. Sebelum memulai salat, kita harus membersihkan
diri dari setiap kotoran jasmani pada tubuh atau pakaian, atau pada
tempat shalat. Pada saat yang sama, kita harus menyingkirkan segala
pikiran yang negatif dan jahat serta membersihkan ingatan untuk
berkonsentrasi sepenuhnya pada keagungan Allah Yang Mahakuasa. Persiapan
ini disebut wudhu, terdiri dari mencuci tangan; berkumur (dan menyikat
gigi bila perlu), menghirup air sampai ke hidung, membasuh wajah dari
kening hingga dagu dan dari telinga ke telinga, mencuci lengan dari
pergelangan hingga siku, menyapu kepala dan belakang leher dan,
terakhir, membasuh kaki hingga tulang pergelangan kaki. Setiap pencucian
ini diulangi tiga kali dan harus secara berurutan.
Bila perbuatan-perbuatan ini sudah
disempurnakan secara teliti, kita pergi ke tempat shalat dan, dengan
mengambil sikap yang rendah hati, disertai kepala menunduk, tangan di
samping, dan kaki berjarak sama segaris pundak kiri-kanan, mengucapkan:
Saya berlindung kepada Allah dari godaan
setan yang terkutuk, dan saya mulai dengan Nama Allah, Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang.
Bacaan-bacaan shalat seluruhnya harus
dalam bahasa Arab. Orang yang melaksanakan shalat harus menghadap ke
arah Kabah di kota Mekah, Saudi Arabia.
Shalat dikerjakan dengan menerima
delapan posisi tubuh secara terpisah, dan membaca berbagai ayat
Al-Qur'an pada masing-masing postur (sikap tubuh). Postur-postur ini
akan digambarkan disertai dengan uraian ringkas mengenai manfaat dari
masing-masing sikap tubuh.
Angkat tangan, telapak terbuka, sampai
telinga, dan letakkan ibu jari di belakang daun telinga, seraya
mengucapkan Allahu Akbar (Allah Mahabesar).
Efek yang Bermanfaat: Tubuh merasa
dibebaskan dari beban karena pembagian beban yang sama pada kedua kaki.
Luruskan punggung sehingga memperbaiki postur. Pikiran dikendalikan oleh
akal-budi. Pandangan dipertajam dengan memfokuskan pada lantai, tempat
sujud kepala. Otot-otot punggung bagian atas dan bawah dilemaskan. Pusat
otak bagian atas dan bawah dipadukan membentuk suatu kesatuan tujuan.
POSTUR 1 . Nama sikap tubuh: Takbilatul Ihram, Bacaan: AllahuAkbar
Efek yang Bermanfaat: Memperpanjang
konsentrasi, menyebabkan pengendoran kaki dan punggung, menimbulkan
perasaan kerendahan hati, kesederhanaan, dan kesalehan. Dalam pembacaan
ayat-ayat tadi, benarbenar semua suara yang keluar dalam bahasa Arab
diucapkan, merangsang penyebaran sembilan puluh sembilan nama Tuhan ke
seluruh tubuh, pikiran, dan jiwa pada tingkat-tingkat yang benar-benar
terkendali. Getaran-getaran suara vokal panjang `a', i', dan `u'
merangsang jantung, kelenjar gondok (thyroid), kelenjar pineal, kelenjar
bawah otak, kelenjar adrenal, dan paru-paru, membersihkan dan
meringankan semua organ tersebut.
POSTUR 2. Letakkan tangan, yang kanan di atas yang kiri, persis di bawah puser.
Nama sikap tubuh: Qiyam
Bacaan: Do'a Iftitah, Alfatihah dan Bacaan Ayat Al-Quran
Bacaan: Do'a Iftitah, Alfatihah dan Bacaan Ayat Al-Quran
Membungkuk pada pinggang, letakkan
telapak tangan pada lutut dengan jari-jarinya direnggangkan. Punggung
sejajar dengan lantai, sedemikian rupa sehingga kalau segelas air
diletakkan di atasnya maka tidak akan tumpah. Mata memandang ke bawah,
tepat ke depan. Jangan membengkokkan lutut.
POSTUR 3. Nama: Rukuk, Bacaan: Ketika
akan membungkuk, membaca Allahu Akbar, kemudian: Baacaan Rukuk 3 x
(Mahasuci Tuhanku, Maha Agung)
Efek yang Bermanfaat: Sepenuhnya
melonggarkan otot-otot punggung bagian bawah, paha, dan betis. Darah
dipompa ke batang tubuh bagian atas. Melonggarkan otot-otot perut,
abdomen, dan ginjal. Postur ini menambah kepribadian, menimbulkan
kebaikan hati dan keselarasan batin.
POSTUR 4 . Ketika bangkit dari posisi
rukuk, baca Doa (Allah mendengar orang yang memuji-Nya; Tuhan kami,
milik-Mu segala puji). Kemudian kembali ke posisi berdiri, tangan di
samping.
Nama: Qauma, Bacaan: Setelah berdiri selama enam detik, ucapkan: Allahu Akbar lalu bergerak ke posisi berikutnya.
Efek yang Bermanfaat: Darah segar yang
bergerak naik ke batang tubuh pada postur sebelumnya kembali ke keadaan
semula, dengan membawa toksin. Tubuh santai kembali dan melepaskan
ketegangan.
POSTUR 5. Letakkan kedua tangan di atas
lutut lalu rendahkan tubuh Anda secara pelan-pelan dan enteng ke posisi
berlutut. Kemudian sentuhkan kepala dan tangan ke lantai. Tujuh bagian
tubuh berikut ini harus menyentuh lantai: dahi, dua telapak tangan, dua
lutut, ujung-ujung jari kedua kaki. Posisi akhir dari postur ini adalah
seperti pada gambar.
Nama: Sujud, Bacaan: (Mahasuci Tuhanku, MahaTinggi)
Efek yang Bermanfaat: Lutut yang
membentuk sudut yang tepat memungkinkan otot-otot perut berkembang dan
mencegah timbulnya `kegombyoran' di bagian tengah. Menambah aliran darah
ke bagian atas tubuh, terutama kepala (termasuk mata, telinga, dan
hidung) serta paru-paru; memungkinkan toksin-toksin mental dibersihkan
oleh darah. Mempertahankan posisi yang benar dari janin pada wanita
hamil. Mengurangi tekanan darah tinggi. Menambah elastisitas
tulang-tulang sendi. Menghilangkan egotisme dan kesombongan.
Meningkatkan kesabaran dan kepercayaan kepada Tuhan. Menaikkan stasiun
ruhani dan menghasilkan energi batin yang tinggi di seluruh tubuh.
Postur yang menunjukkan ketundukkan dan kerendahan hati yang tertinggi
ini adalah esensi dari sembahyang.
Membaca: Allahu Akbar, bangkit dari posisi 5, lalu duduk dengan postur seperti dalam gambar.
POSTUR 6. Efek yang Bermanfaat: Bagi
laki-laki, tumit kaki kanan dilekuk dan bobot kaki serta bagian tubuh
bertumpu pada tumit kaki tersebut. Sikap ini membantu menghilangkan efek
racun pada hati dan merangsang gerakan peristaltik usus besar. Bagi
wanita, kedua kaki disatukan di bawah tubuhnya. Tubuh kembali ke posisi
pengendoran yang lebih besar, dan postur ini membantu pencernaan dengan
mendesak turun isi perut.
Nama: Qu'ud, Bacaan: baca Allahu Akbar dan ulangi persis seperti gerakan dari posisi 5.
POSTUR 7. Ulangi gerakan-gerakan Postur 5
secara persis. Kemudian baca Allahu Akbar; kembali ke posisi duduk
seperti pada postur 6.
Efek yang Bermanfaat: Pengulangan sujud
yang lama dalam beberapa detik membersihkan sistem pernafasan, peredaran
darah dan syaraf. Merasakan keringanan tubuh dan kegembiraan emosional.
Penyebaran oksigen ke seluruh tubuh. Menyeimbangkan sistem saraf
simpatik dan parasimpatik.
POSTUR 8. Dari Postur 5, dengan kepala
dalam posisi sujud, angkat kepala dari lantai lalu gerakkan batang tubuh
ke belakang. Letakkan tangan di atas lutut, ulangi prosedur di atas
secara terbalik untuk sujud kembali, dan sambil membaca Allahu Akbar
lagi, kembali ke posisi berdiri: Selesailah satu rakaat salat.
Salat dikerjakan sebanyak dua, tiga, atau empat rakaat, sesuai dengan waktunya:
Pada akhir dari setiap dua rakaat; baca
tasyahud awal. Doa ini dibaca sebagai suatu penggambaran kembali tentang
percakapan langit yang berlangsung antara Allah Yang Maha Kuasa dengan
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pada waktu Malam Kenaikan Ke
Langit (Miraj) Nabi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar